“Kriiiiing…” Jam
yang ada di meja tempat tidur Ishimaru sudah berbunyi dan menunjukan pukul 6
pagi. “hoaaaahmmmm…., sudah jam 6
ternyata..” Ishimaru pun beranjak
dari tempat tidurnya dan langsung menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan
menggosok gigi. “Ishimaruuu… sarapan
sudah siap. cepat turun!” Suara Ibunda Ishimaru yang berteriak dari dapur. “eeehmmm…?” Ishimaru masih agak
mengantuk dan jalannya pun terhuyung – huyung, Dia hampir jatuh dari tangga. “Kau sedang apa
Ishimaru? Cepat sarapan!” Suara ayah
Ishimaru yang sedikit mbentak itu.
Begitu
sampai di meja makan, dilihatnya meja makan itu dengan mata sedikit menyipit, berharap mendapat cumi goreng
kesukaannya. “Cuci tanganmu dulu! baru boleh pegang makanan!” Kata Ibu dengan nada sedikit membentak.
“Iya – iya…”. Setelah cuci tangan, Ishimaru melihat keluar jendela untuk
sesaat. Dia terkejut karena ada dua orang yang memakai pakaian mirip seperti polisi
yang sedang menuju ke rumahnya. “DOK! DOK! DOK!” Suara pintu depan yang diketuk dengan keras. “Ini polisi! , kami
datang untuk mencari Ishimaru Takenaka! Cepat buka pintunya!”. Ayah Ishimaru
berjalan menuju pintu dan membukakkan pintunya. “ada apa ini pagi – pagi sudah
kesini? Apakah anak saya membuat ulah lagi di kota?” kata ayah dengan nada ramah. ”Maafkan saya pak, Saya Carlos Borl, SSO” Sambil mengeluarkan lencana SSO miliknya nya. “ada masalah, Opsir?”
kata ayah yang seketika itu juga berubah raut wajahnya dari ramah menjadi
sedikit serius. “kami diperintahkan atasan kami untuk menanyai sesuatu pada
anak anda.” Jawab Opsir Borl. Ayah terdiam sebentar, menunduk, memikirkan kira
– kira apa yang dilakukan anaknya kali ini. “Ishimaru..! Cepat kemari!” panggil
ayah dengan nada sedikit berteriak. Begitu Ishimaru melewati ayahnya,
dilihatnya mata ayahnya yang menaruh curiga terhadap Ishimaru. “Anda Ishimaru?
Saya Carlos Borl, SSO” Tanya Borl sambil
menunjukan lencana-nya yang mengkilat itu. “I… iya.. ada apa ya?” jawabnya
dengan sedikit ketakutan. “Bisa tolong ikut kami ke mobil sebentar?” Tanya Borl
dengan nada ramah. Ishimaru mengikuti kata Borl dan ikut ke mobil SUV hitam
yang bertuliskan SSO disampingnya.
Setelah
sampai di mobil, Ishimaru melihat bagian dalam SUV hitam itu, itu merupakan
pertama kalinya dia masuk kedalam SUV. “Kami tahu tentangmu Ishimaru, kami
punya semua arsip – arsipmu yang kami simpan rapih di locker. Kami juga tahu bahwa kau berhasil me-hack super computer yang ada di SSO,
dan hanya yang agen SSO kelas 1 yang
bisa melakukan itu. Sekitar 3 tahun
yang lalu, bukan?” ”A… aku minta maaf soal itu. A… aku hanya disuruh oleh
temanku untuk melakukkannya…. To… tolong jangan tahan aku…” jawab Ishimaru
dengan nada ketakutan. “Kami datang kerumahmu bukan untuk hal itu, Ishimaru.
Tapi hebat juga kamu bisa membobol system SSO
yang terkenal sangat sulit untuk dibobol anak sesusiamu.” Kata Duke, agen SSO yang menemani Borl. “haaaaah… syukurlah aku lega….” “Langsung
saja. Kami diperintahkan atasan kami untuk mengajakmu bergabung dengan kami,
tapi sebagai agen rahasia. Kau tahu, seperti James Bond.” Langsung seketika itu
juga suasana hati Ishimaru yang tadinya lega, berubah menjadi kaget bukan main.
Bayangkan saja jika anda berada di posisi Ishimaru sekarang. Pasti kebanyakan
anda akan merasakan hal yang sama. “Hah!!!! Anda serius!!??” teriak Ishimaru.
“Anda pasti bercanda ‘kan?, mana
mungkin anak berumur 16 tahun sepertiku bisa kalian rekrut begitu saja…”
tambahnya. “Kami serius dengan tawaran ini Ishimaru, kau bisa menggunakan IQ-mu yang diatas 195 itu untuk membantu
agen – agen khusus Amerika dalam menjalankan sebuah misi. Perhitunganmu sangat
tepat saat kau berhasil membobol system SSO!
Kami yakin tidak ada salahnya merekrutmu!” Jelas Duke. Ishimaru terdiam sesaat,
dia berpikir. Setelah itu dia berkata pada Borl dan Duke untuk memberinya waktu
unutk memikirkannya, mereka pun memberinya waktu 3 hari untuk berfikir. Mereka
juga memberi Ishimaru kartu nama dan nomor telepon mereka, kalau – kalau
Ishimaru dapat memutuskannya sebelum 3 hari.
Setelah
itu, Ishimaru keluar dari mobil SUV itu, lalu menuju rumahnya. Ayah Ishimaru
sudah menunggu di depan pintu. “Apa yang mereka katakan padamu Ishiamaru?”
Tanya Ayah. “Bukan apa – apa… Ayah tidak perlu tahu… Jika ayah tahu, pasti ayah
akan berkomentar negatif…“ jawab Ishimaru sembari dia naik keatas menuju
kamarnya. Ayah Ishimaru terdiam sebentar, lalu pergi ke depan untuk menutup
pintu gerbang. Sesampainnya di kamarnya, Ishimaru membaringkan tubuhnya ke atas
kasurnya yang empuk. Dia berpikir, apa yang akan terjadi jika dia menolak atau
menerima tawaran para polisi itu, dia bahkan belum memberitahu keluargannya.
Dia pun berpikir berjam – jam, mondar – mandir kesana – kemari. Dia bingung,
lalu dia menuju kamar kakak laki – lakinya, Toshiro. “Mau apa??” Tanya Toshiro
dengan nada sedikit nyeleneh. “Kakak
ada waktu sebentar? Ada yang ingin kubicarakan… ini menyangkut kejadian tadi
pagi…” . Setelah Ishimaru cerita segalanya kepada Toshiro, dia mengerti dan
malah mendukungnya untuk menerima tawaran para polisi itu. Lagipula, Ishimaru
juga bercita – cita untuk menjadi seorang agen rahasia. Lalu, Ishimaru kembali
kekamarnya. Dia berpikir lagi, sambil bermain komputer. “Baiklah, besok aku
akan memberitahu ayah dan ibu tentang ajakan para polisi itu!” tekadnya malam
itu.
Keseesokan
paginya, setelah bangun tidur. Ishimaru menuju ke bawah untuk sarapan. “Ini ada
cumi goreng kesukaanmu, Maru-chan” pagi itu, untuk pertama kalinya dia tidak
selera makan. “Apa ada yang mengganggumu, Maru-chan?” Tanya ibu. “tidak…”
Ishimaru sedikit takut untuk menyampaikannya. “Jika ada masalah, kita bicarakan
sama – sama sehabis sarapan saja. Sudah! Ayo dimakan!”. Setelah sarapan,
Ishimaru mengajak kedua orang tuanya ke ruang tamu. “Ada apa?” Tanya ayah.
“Itu… kemarin…” “Sudahlah katakan saja.” Kata ibu. Ishimaru mengumpulkan
seluruh keberaniannya untuk mengatakan yang sejujurnya. “Kemarin kedua polisi
itu memberiku tawaran untuk bergabung dengan mereka dengan menjadi agen
rahasia.” Suasana yang tadinya tenang berubah menjadi hening. Ayah dan ibu
terdiam sesaat, “Apa katamu..? mereka menawarimu untuk menjadi agen rahasia??”
Tanya ayah. “Iya, dan aku akan menelpon mereka siang ini dan menerima tawaran
itu.” Jawab Ishimaru. “Tidak boleh!!! Kamu masih 16 tahun!! Apakah mereka sudah
gila mengajak anak sepertimu??!” bentak ayah. Ibu hanya bisa terdiam. “Pokoknya
tidak ya tidak!!!!” “tapi, yah…” “Tidak ada tapi – tapi-an!!! ” ayah terlihat
marah sekali. “Sudah pasti jawaban ayah akan seperti itu… percuma saja aku
mengatakannya pada ayah…” kata Ishimaru sedikit kecewa. “Sudahlah, kalau
menurutmu itu baik bagimu… lakukanlah. Kau kan sudah berumur 16 tahun, jalani
apapun yang menurutmu itu benar dan baik bagimu.” Kata ibu dengan tersenyum.
“Tapi…” “Sudahlah, Ken. Dia sudah besar, biarkanlah dia bergabung dengan para
polisi itu. Kau tidak ingat cita – citanya dulu waktu kecil ‘kan?dia ingin jadi agen rahasia seperti
James Bond.” Setelah itu, amarah ayah pun mereda dan menijinkan Ishimaru untuk
bergabung dengan para polisi itu.
Siangnya,
Ishimaru menelpon Borl, dia minta ditemui jam 3 sore dirumahnya. Setelah 2 jam,
Borl dan Duke pun datang. “Jadi bagaimana keputusanmu?” Tanya Duke. “Aku
bergabung.” Duke dan Borl pun tersenyum dan langsung menjabat tangan dan
memeluk Ishimaru. Mereka juga meminta ijin kepada ayah dan ibu Ishimaru.
Esoknya, Ishimaru sudah siap dan menunggu di ruang tamu rumahnya. “Kau yakin
dengan keputusanmu itu ‘kan?” Tanya
Toshiro. “Ya.. aku sangat yakin dengan keputusan yang kubuat ini.” Jawab
Ishimaru dengan penuh keyakinan. Duke dan Borl pun datang, Ishimaru pun keluar
dan memberi salam perpisahan pada ayah, ibu, dan kakaknya. Ibu Ishimaru
berbisik sebentar dengan Borl. “Tolong jaga anakku ya.” “Percayakan pada kami,
Nyonya. Dia tidak mungkin terluka di tangan kami berdua.” Jawab mereka. Mungkin
itu adalah perpisahan yang menyedihkan bagi keluarga Takenaka. Tapi itu baru
awal dari semuannya…
Sesampainnya
di markas besar. Ishimaru membuka pintu depan tempat itu. Semua mata sinis tertuju padanya. “Ada apa dengan
mereka, Borl?” Tanya Ishimaru dengan berbisik. “Mereka hanya heran, kenapa anak
yang berumur 16 tahun sepertimu bisa masuk kesini. Apalagi kau dutunjuk
langsung oleh ketua kami.” Jawab Borl. “Kebanyakan dari mereka baru bisa masuk
organisasi ini di umur 30 – 40 tahun, IQ mereka
rata – rata 180 keatas. Jangan hiraukan mereka, tapi kamu juga harus berhati –
hati. Ada beberapa orang yang kurang menyukaimu, mereka mungkin juga akan berusaha
menjatuhkanmu.” Tambah Duke. “Siapa orang itu? Yang memakai kacamata dan jaz
berwarna abu – abu.” Tanya Ishimaru. “Itu John de Razg, dia salah satu orang
yang paling berpengaruh di organisasi ini. Dia juga tidak menyukaimu.” Jawab
Borl. Mereka akhirnya sampai ke ruang ketua. “Kami akan membawamu menghadap
ketua kami dulu.” kata Duke. Ishimaru mengangguk. Setelah sampai di ruangan
Ketua, Duke dan Borl melapor kepada ketua, lalu mereka disuruh menunggu diluar
sebentar. “Apa kau Ishimaru Takenaka?” Tanya ketua yang berkumis putih dan
berkacamata silver itu. “Ya, Pak. Saya Ishimaru Takenaka.” Jawab Ishimaru
dengan lantang. “Apa kau berandalan
kecil yang berhasil membobol system kami?” “eee…,
soal itu...”. “Tidak salah lagi, kaulah yang ku cari. Setelah 3 tahun… Kau tau
apa yang harus ku korbankan untuk memperbaiki system yang kau bobol itu? HA?” kata ketua dengan nada
sedikit marah. “Maafkan saya, Pak.. saya tidak bermaksud membobolnya, saya
hanya disuruh teman untuk menunjukan kemampuan saya. Sekali lagi saya mohon
maaf.” Jawab Ishimaru dengan sedikit takut. “Kau memang hebat, tidak salah aku
merekomendasikanmu.” Kata ketua sembari mengulurkan tangannya kepada Ishimaru.
“Perkenalkan, saya Robert C. Rivard. Tapi kau bisa memanggilku Robert atau Rivard.”
“Ba… baikalah Mr. Rivard.”. Setelah pertemuan dan ngobrol – ngobrol sedikit. Akhirnya Ishimaru resmi menjadi anggota SSO.
”Raven,
ini tugas pertamamu.” Kata Duke. “Raven? Siapa Raven?” Tanya Ishimaru sedikit
bingung. “Itu codename-mu di SSO, semua orang punya codename di sini. Aku adalah “McSys”
sedangkan Duke adalah “Grizzly”, jika tugas di lapangan maupun di markas. Kamu
harus menggunakan codename ini. Ini
seperti semacam “samaran”. ” Jelas Borl. “Tapi aku tidak mungkin bisa menghafal
semua codename orang yang ada disini,
ada ratusan, bahkan ada ribuan orang disini.” Kata Ishimaru. “Kau akan bisa
menghafalkannya. Tetapi, pertama ku kenalkan dulu kau dengan orang ini.” Kata
Borl sambil membawa 2 orang. yang satu laki –laki tinggi dan berbadan kekar dan
yang satunya perempuan berjas, berkacamata, dan membawa i-Pad “Ini Zu-Bag” sambil
menunjuk ke arah yang berbadan kekar. “Dan ini, Ms. 203” sambil menunjuk kea
rah perempuan itu. “Salam kenal, Raven.” Kata kedua orang itu.
Tugas
pertama yang diberikan The Big R. (Mr. Rivard) kepada Ishimaru adalah men-hack system intelegensi (sebut saja
organisasi Mr V) dan mengambil data – data yang ada di dalamnya. Dalam waktu
kurang dari 20 menit, Ishimaru berhasil membobol system Mr. V. Data – data yang
dibutuhkan pun dapat di download
dengan cepat. Tugas ini pun mendapat pujian dari orang – orang yang ada di SSO termasuk Mr. Rivard sendiri. Tetapi
ada yang tidak kagum kepada Ishimaru, siapa lagi kalau bukan Razg. Dia dan 2
orang temannya (Geel dan Frost) tidak setuju dengan pujian orang – orang SSO kepada Ishimaru.
Beberapa
misi berikutnya pun berhasil dilampaui Ishimaru dan Team-nya dengan sangat
mudah berkat bantuan navigasi dari Ishimaru. Bahkan, mereka berhasil melewati
labirin yang mendapat julukan “Labyrinth of Death” yang berada di daerah musuh
dalam waktu kurang dari 1 jam. Saat misi terakhir diberikan kepada Team
Ishimaru sebelum liburan datang, disinilah semua terjadi. Razg, Geel, dan Frost
merencanakan sesuatu yang buruk.
“Zu-Bag,
McSys, kalian sudah siap bergerak?” Tanya Ishimaru kepada rekan satu team-nya.
“Kami sudah siap kapan saja.” “Grizzly, kau sudah di posisi?” “Aku sudah
diposisi, kalau kuberi aba – aba. Suruh Z.B dan M.S untuk bergerak masuk. Grizzly
out. ” Jawab Duke. Ishimaru yang
dibantu Ms. 203 untuk memberikan jalan masuk dan keluar tercepat bagi Z.B dan
Borl. Ketika merasa keadaan sudah aman, Duke memberi aba – aba kepada Ishimaru
dan Ms. 203 untuk memberi koordinat selanjutnya ke Z.B dan Borl untuk bergerak
masuk. Tetapi, Razg dan kedua temannya sudah membocorkan rahasia ini ke Varguez
tangan kanan Hurgalin, Sasaran misi Ishimaru kali ini. Jadi Hurgalin sudah
menyiapkan perangkap bagi Z.B dan Borl. “Raven, kami sudah masuk. Kemana
sekarang?” Tanya Borl. “Langsung belok kiri!, lalu cari pintu ke – 3 di kanan
mu! Disana akan ada penjaga, jadi gunakanlah stealth kill, jangan langsung menuju pintu yang ada di depanmu. Ada
banyak penjaga dibalik pintu itu. Kalau kalian masuk lewat pintu itu, kalian
akan langsung masuk ke mulut harimau. Carilah ventilasi yang ada di arah jam 11
mu. Itu akan langsung mengarah ke kamar Hurgalin, ada 3 penjaga di dalam
kamarnya.” Ishimaru memberi koordinat kepada rekan satu team-nya. “Kami
mengerti, McSys out!” Setelah
berhasil memasuki ventilasi, Z.B mengintip lewat celah ventilasi menggunakan snake (semacam kamera yang berbentuk
seperti ular). “Tidak ada penjaga, ayo kita masuk dan ringkus Hurgalin!”. Tanpa pikir panjang, Z.B langsung meloncat
kebawah dan langsung menusukan pisau ke kasur.
Borl
merasa ada sesuatu yang janggal, seharusnya ada 3 penjaga di dalam kamar
Hurgalin. “Rav, katamu ada penjaga yang berjaga di kamar Hurgalin.” “Apa
maksudmu?” Tanya Ishimaru. “Disini tidak ada 1 penjaga pun.” “Apa??!! Itu Perangkap!!
Cepat kalian keluar dari tempat itu!!” Teriak Ishimaru. Tapi terlambat, setelah
Z.B menusukan pisaunya ke kasur, ternyata Hurgalin tidak ada di kamar itu. “The Fish has taken the Bait, Sir.” “Good. Now, activate the bomb.”. Ternyata
Hurgalin sudah menyiapkan bomb di
bawah kasurnya.. dan “BOOOOOOOOOOM!!!!!!!!!!!”
kamar itu pun meledak. “Ini tidak mungkin!!! Perhitunganku tidak mungkin salah!!
Bagaimana mereka bisa tahu kedatangan kita???!” Teriak Ishimaru dengan geram.
“Akan kucoba hubungi Grizzly.” Ms. 203 mencoba menghubungi Duke, tetapi tidak
ada jawaban. “Grizzly tidak merespon.. Kita harus bagaimana sekarang?” Tanya
Ms. 203. “Kita akan masuk. Apapun yang terjadi aku akan tetap menyelesaikan
tugas terakhir ini.” Ishimaru dan Ms. 203 pun bersiap untuk masuk. Setelah
mereka masuk bomb kedua meledak, dan
kali ini ledakannya sampai meruntuhkan gedungnya. Ms. 203 ditemukan selamat
namun mengalami luka parah. Namun Z.B, Borl, Duke ditemukan tewas. Sejak saat
itu John de Razg menjabat sebagai ketua baru SSO karena berhasil menyelesaikan misi tingkat SS. Ishimaru
Takenaka pun tidak pernah terlihat lagi sejak insiden Gedung Hurga Corporation itu.